Dunia kini menghadapi gelombang krisis pangan baru, yang dipicu oleh intensifikasi cuaca ekstrem—seperti kekeringan, banjir, gelombang panas, dan kebakaran hutan. Meskipun inflasi global mulai menurun, ketahanan pangan tetap di ujung tanduk, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah.
📉 Tren & Realita di Lapangan
Laporan Global Report on Food Crises 2025 menyebutkan lebih dari 295 juta orang di 53 negara terdampak oleh ketidakamanan pangan akut pada 2024. Sebagian besar kondisi diperburuk akibat konflik, guncangan ekonomi, dan cuaca ekstrem yang intens—meskipun perkiraan tahun 2025 tetap suram Food Security Information Network (FSIN)+1Al Jazeera+1.
🌍 Dampak Cuaca Ekstrem terhadap Harga & Produksi Pangan
Laporan terbaru menunjukkan bahwa kejadian seperti El Niño 2023–2024, gelombang panas di India–Pakistan tahun 2025, serta kejadian ekstrem lainnya telah memukul hasil panen utama seperti padi, jagung, kopi, cokelat, dan sayuran TIME. Misalnya:
-
Harga cokelat global naik 280% setelah gelombang panas di Ghana dan Pantai Gading April 2024.
-
Harga selada di Australia melonjak 300% setelah banjir hebat 2022.
-
Sayuran, telur, kopi, dan beras menghadapi lonjakan inflasi pangan signifikan sepanjang tahun lalu Al Jazeera+13Al Jazeera+13Wikipedia+13.
Fenomena seperti multiple breadbasket failure —kerusakan simultan di beberapa kawasan pertanian dunia—disebabkan oleh cuaca ekstrem meningkatkan risiko krisis global yang berkelanjutan Wikipedia.
🤝 Populasi yang Paling Rentan
-
Di Afrika Timur dan Selatan, lebih dari 90 juta orang terancam kelaparan karena kekeringan berkepanjangan; Zimbabwe mencatat penurunan hasil jagung hingga 70%; di Somalia, satu dari empat orang mendekati kondisi kelaparan akut The Guardian+1fightfoodcrises.net+1.
-
Hunger hotspots yang paling parah mencakup Sudan, Yaman, Haiti, Mali, dan Gaza—dimana konflik juga memperparah krisis pangan The Guardian+5fightfoodcrises.net+5AP News+5.
🌀 Inflasi Turun, Tapi Pencegahan di Masa Depan Tetap Prioritas
Untuk saat ini, stok global bahan pangan seperti gandum, jagung, dan kedelai stabil—namun risiko cuaca ekstrem yang meningkat tetap menjadi ancaman utama terhadap kestabilan harga pangan jangka menengah Wikipedia.
IMF dan lembaga internasional menyarankan pentingnya percepatan adopsi pertanian adaptif iklim, termasuk diversifikasi tanaman, sistem peringatan dini cuaca ekstrem, dan kebijakan mitigasi untuk menahan mungkin dampak besar berikutnya food.climate.columbia.eduWikipedia.
📊 Tabel Ringkasan Krisis Pangan Global
Isu Utama | Penjelasan Singkat |
---|---|
Cuaca ekstrem meningkat | El Niño, gelombang panas, banjir, kekeringan memperparah kerusakan hasil pertanian |
Lonjakan harga pangan | Harga naik drastis untuk padi, jagung, coklat, sayur, kopi di banyak negara |
Kelaparan akut meningkat | 295 juta orang terdampak; 90 juta di Afrika menghadapi pangan tidak mencukupi |
Risiko sistemik global | Ancaman simultan (breadbasket failure) dapat memicu instabilitas & kerawanan ekonomi |
Strategi adaptasi perlu | Pertanian tahan iklim, dukungan sosial, cadangan pangan, koordinasi kebijakan |
✅ Kesimpulan
Walaupun inflasi global mulai menurun, krisis pangan baru akibat cuaca ekstrem tetap mengancam ketahanan pangan dunia, terutama di wilayah yang sudah rawan. Pemerintah dan organisasi internasional perlu mempercepat langkah mitigasi dan adaptasi iklim untuk mencegah meningkatnya kelaparan, inflasi pangan, dan potensi ketidakstabilan sosial.