🚨 Laut Cina Timur Memanas: Latihan Militer Cina Dikecam Sebagai “Blokade Tidak Resmi” terhadap Taiwan
Ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Taiwan kembali meningkat tajam setelah Beijing menggelar latihan militer gabungan terbesar sepanjang sejarah di sekitar wilayah perairan dan udara Taiwan pada 10–11 Juli 2025. Latihan yang melibatkan lebih dari 200 pesawat tempur, 50 kapal perang, dan rudal balistik jarak menengah ini dianggap oleh banyak analis sebagai “simulasi blokade penuh” terhadap pulau tersebut.
🧭 Rincian Operasi Militer Tiongkok
-
Latihan militer dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di enam zona strategis mengelilingi Taiwan
-
Termasuk simulasi pendaratan amfibi di selatan dan utara, serta peluncuran rudal hipersonik DF-27 ke zona udara terbuka
-
Sistem drone pengintai dan satelit komunikasi militer digunakan secara serentak untuk penguncian koordinat
🛡️ Respon Taiwan dan Sekutu
-
Presiden Taiwan, Lai Ching-te, menyebut latihan ini sebagai “provokasi militer serius” dan meningkatkan status siaga militer ke level tertinggi
-
AS mengirim dua kapal induk ke Laut Filipina sebagai sinyal dukungan, sementara Jepang mengaktifkan pertahanan udara di Okinawa
-
Australia dan Filipina menyerukan penghormatan terhadap hukum laut internasional dan mengutuk pelanggaran zona ekonomi eksklusif
🌐 Reaksi Internasional dan Ketegangan Diplomatik
-
PBB menyerukan deeskalasi segera, dan mendorong dialog damai lintas selat
-
G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan komitmen pada prinsip “One China Policy” namun mengutuk tekanan militer
-
Rusia mendukung hak Tiongkok atas “integritas teritorial penuh”, menambah polarisasi geopolitik
💣 Dampak Ekonomi dan Geostrategis
-
Pasar saham Asia turun tajam, dengan indeks Taiwan Weighted anjlok 8% hanya dalam sehari
-
Ancaman terganggunya supply chain semikonduktor global, karena Taiwan menyumbang 60% produksi chip canggih dunia
-
Perusahaan teknologi AS dan Eropa mulai mengevakuasi staf dan mempertimbangkan relokasi operasional ke Asia Tenggara
🧩 Analisis Strategis
-
Beijing menganggap pemerintah Taiwan saat ini semakin condong pada kemerdekaan formal
-
Latihan militer 2025 merupakan kelanjutan dari pola tekanan bertahap sejak 2022, namun kini masuk fase militerisasi nyata
-
Banyak analis menyebut ini sebagai uji batas bagi kesabaran Washington dan Tokyo menjelang pemilu presiden AS 2026
📌 Kesimpulan
Krisis Selat Taiwan bukan lagi isu regional, tapi barometer keamanan global abad ke-21. Ketika senjata dikokang dan kapal perang berlayar di antara pulau-pulau kecil, dunia kembali menyadari betapa rapuhnya perdamaian di era persaingan adidaya. Apakah dunia siap menghadapi konflik besar berikutnya — atau masih bisa mencegahnya?