“Israel vs Lebanon–Suriah: Reaksi Regional terhadap Serangan Israel dan Dampaknya terhadap Stabilitas Timur Tengah”
Artikel:
Serangan udara Israel ke Lebanon dan Suriah pada Oktober 2024 hingga Juli 2025 telah memicu reaksi keras dari berbagai negara dan kelompok di kawasan Timur Tengah. Aksi militer Israel, yang mengklaim sebagai upaya untuk melindungi komunitas Druze dan menargetkan kelompok Hizbullah, telah menimbulkan ketegangan regional yang signifikan.
Reaksi dari Lebanon dan Suriah
Pemerintah Lebanon mengajukan pengaduan resmi ke Dewan Keamanan PBB setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut yang menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 80 lainnya. Menteri Informasi Lebanon, Ziad Makary, menegaskan bahwa Lebanon tidak menginginkan perang dan fokus pada diplomasi untuk menyelesaikan konflik ini. Namun, serangan-serangan Israel terus berlanjut, menyebabkan lebih dari 1.100 orang tewas di Lebanon dan memaksa lebih dari 430.000 orang mengungsi ke Suriah, menurut laporan UNHCR .Antara News+1Antara News+1Antara News+1Antara News+1
Di sisi lain, Suriah, di bawah kepemimpinan Presiden Ahmed al-Sharaa, mengutuk keras serangan Israel yang menargetkan wilayahnya, termasuk ibu kota Damaskus dan provinsi Homs. Presiden Sharaa menyebut serangan tersebut sebagai upaya Israel untuk menciptakan “kekacauan tanpa akhir” di Suriah. Meskipun demikian, Suriah juga berusaha untuk meredakan ketegangan internal, terutama di provinsi Suwayda, yang mayoritas penduduknya adalah Druze, dengan mengumumkan gencatan senjata dan menarik pasukan dari wilayah tersebut .Antara News+4Antara News+4Detik+4Financial Times
Reaksi dari Negara-negara Regional
Iran, sebagai sekutu utama Hizbullah, mengecam serangan Israel dan menyatakan solidaritas dengan Lebanon dan Suriah. Kelompok Hizbullah sendiri mengutuk serangan tersebut dan menyatakan dukungannya terhadap kedua negara tersebut .Detik
Sementara itu, Turki memuji upaya Presiden Sharaa dalam menstabilkan wilayah Suwayda dan menyatakan dukungannya terhadap pemerintah transisi Suriah. Namun, Turki juga menekankan pentingnya menghormati kedaulatan Suriah dan menentang intervensi asing yang dapat memperburuk situasi .
Tantangan Humaniter dan Diplomatik
Serangan Israel telah mempersulit upaya bantuan kemanusiaan di Lebanon dan Suriah. Serangan terhadap rute evakuasi utama antara Lebanon dan Suriah, seperti penyeberangan Masnaa, telah menghambat pergerakan pengungsi dan distribusi bantuan. Human Rights Watch mengkritik serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak proporsional dan berisiko tinggi terhadap warga sipil .
Di tingkat internasional, Amerika Serikat, melalui utusan khusus Tom Barrack, telah menegaskan dukungannya terhadap pemerintah Suriah yang baru dan mengkritik intervensi militer Israel sebagai langkah yang tidak tepat dan kontraproduktif. Barrack juga menekankan pentingnya dialog dan gencatan senjata untuk mengurangi ketegangan di kawasan .
Kesimpulan
Serangan Israel ke Lebanon dan Suriah telah menambah kompleksitas konflik di Timur Tengah. Reaksi keras dari negara-negara regional dan tantangan kemanusiaan yang dihadapi menunjukkan bahwa solusi militer bukanlah jalan keluar dari konflik ini. Diperlukan upaya diplomatik yang lebih intensif dan komprehensif untuk mencapai perdamaian yang langgeng dan menghormati kedaulatan serta hak asasi manusia di kawasan tersebut.